REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Siapa yang tak kenal
imam besar Masjidil Haram Syekh Abdurrahman as-Sudais? suaranya yang khas dan
merdu saat membacakan ayat-ayat Alquran sering diperdengarkan di Indonesia.
Posisi menjadi imam masjid di tempat seluruh umat Islam berkiblat dengan Ka'bah
di dalamnya adalah sebuah kemuliaan besar. Tapi, siapa sangka, di balik
kedudukan ulama yang telah hafal Alquran pada usia 12 tahun ini ada doa
ibunya yang cukup unik.
Sudais kecil dikenal sebagai
sosok yang sangat nakal. Karena ulah dan perangainya, ia sering membuat geram
ibunya. Tapi, sang ibu tak pernah melontarkan kata-kata buruk. Bahkan, saat
memarahi Sudais akibat kenakalannya, ibunya justru melantunkan doa.Suatu ketika,
Sudais sedang bermain pasir di depan rumah. Saat itu, ayah dan ibunya sedang
kedatangan tamu penting. Ibunya menyiapkan hidangan kambing untuk disantap sang
tamu. Saat masakan telah siap dan dihidangkan, Sudais kecil berulah. Ia dengan
polos, menaburi sajian kambing dari ibunya dengan pasir. Sontak, kejadian ini
membuat ibunya marah. Tapi, sungguh, hanya kata-kata kebaikan yang meluncur
dari lisannya. "Pergilah, semoga Allah menjadikanmu
imam Masjidil Haram," kata ibunya.
Dan, benarlah doa orang
tua itu mustajab. Sudais yang dikenal nakal masa kecilnya kini menjadi imam
besar Masjidil Haram. Suaranya didengar bukan hanya di Makkah, melainkan di
seluruh dunia. Tak terlintas dalam hati sang ibu, bagaimana mungkin anak yang
nakal dan malas belajar bisa menjadi seorang imam Masjidil Haram? Namun,
perkataan seorang Ibu adalah doa. Apalagi, doa
orang tua untuk anaknya. Rasulullah SAW bersabda,
"Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi (kemakbulannya), yaitu
doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang yang
dizalimi." (HR Abu Daud).
Doa menjadi kepingan
yang saat ini disepelekan umat. Kini, tak sedikit umat yang mengabaikan doa-doa masnunah (doa sehari-hari).
Padahal, dalam melakukan aktivitas apa pun, ada doa yang dituntunkan Rasulullah
SAW untuk mengawali dan mengakhirinya. Seperti, akan makan dan selesai makan,
bepergian, memasuki kamar kecil, mamakai pakaian, bahkan ketika bercermin.
Semua aktivitas seorang tak terlepas
dari doa.
Kebanyakan umat dengan mudahnya melontarkan kata-kata tak baik kepada saudaranya.
Padahal, kata- kata yang keluar dari mulut seorang bagaikan doa. Itulah alasannya,
tidak diperbolehkan mengeluarkan kata-kata laknat.
Rasulullah SAW bersabda,
"Siapa yang melaknat seorang maka ia seperti membunuhnya." (HR Bukhari).
Disayangkan lagi, justru kata-kata laknat,
umpatan, dan makian kerap keluar dari mulut orang tua kepada anaknya
sendiri, guru pada peserta didiknya. Seharusnya, perilaku ibunda Syekh
Abdurrahman as-Sudais menjadi pelajaran betapa doa orang tua adalah sesuatu
yang mustajab. Sehingga, amanah Allah yang dititipkan berupa anak seharusnya
diperlakukan dengan baik, bukan justru dengan umpatan kala seorang anak
melakukan kesalahan.
Doa adalah kekuatan orang beriman. Doa bisa
menyelamatkan seseorang dari bencana. Doa bisa mengubah takdir yang telah
digariskan.
Allah SWT berfirman,
"Katakanlah: Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di
darat dan di laut yang kamu berdoa kepada-Nya dengan berendah diri dan dengan
suara yang lembut (dengan mengatakan), 'Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan
kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang
bersyukur.'"(QS al-An'aam [6] : 63].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar