Rabu, 22 Mei 2013

AKU HANYALAH BENDAHARA




SETELAH bertahun-tahun perjuangan dan penderitaan, misi suci Rasulullah SAW akhirnya meraih kejayaan di semenanjung Arab. Panji-panji Islam berkibar di wilayah-wilayah yang luas meliputi cakrawala Persia dan Syria. Harta yang berlimpah-ruah mengalir ke Madinah dari berbagai negeri-negeri persemakmuran Islam. Di antara putra-putri Rasulullah SAW, hanya Fatimah yang masih hidup saat itu.

Sang ayah sangat mencintai putri satu-satunya itu. Setiap kali Fatimah datang, Rasulullah selalu menerimanya dengan penuh kasih sayang. Demikian juga Fatimah, setiap kali datang ia selalu merebahkan dirinya dalam dekapan sang ayah. Jika ia datang, Rasulullah SAW sering mendudukkan Fatimah di samping beliau sembari menyeka peluh yang membasahi wajah putrinya dengan sapu tangannya atau meraba dahinya dan mengecek kesehatan sang putri.

Suatu hari Fatimah datang menemui Rasulullah SAW. Setelah saling menanyakan kabar dan kesehatan masing-masing, Fatimah berkata kepada sang ayah dengan nada mengeluh, “Ayah, terlalu banyak mulut yang harus disuapi di rumahku. Aku dan suamiku, tiga putra kami, empat keponakan, seorang pembantu, belum tamu-tamu yang datang silih berganti. Aku harus memasak sendirian untuk mereka semua. Aku merasa sangat letih dan kelelahan. Aku mendengar banyak tawanan wanita yang baru saja datang ke Madinah. Jika ayah bersedia memberiku salah satu dari mereka untuk membantuku, itu akan menjadi pertolongan yang sangat berharga bagiku.”

Rasulullah SAW menjawab permintaan putrinya itu dengan suara parau, “Sayangku, semua kekayaan dan tawanan perang yang engkau lihat adalah milik masyarakat muslim. Aku hanyalah bendahara, tugasku adalah mengumpulkan mereka dari berbagai wilayah dan membagi-bagikan mereka kepada orang-orang yang berhak. Dan engkau bukan termasuk yang memiliki hak, anakku, oleh karena itu aku tidak bisa memberimu sesuatu pun dari aset negara ini.

Kemudian beliau melanjutkan, “Dunia ini adalah tempat untuk beramal. Lakukan tugas-tugasmu dengan baik. Jika engkau merasa lelah, ingatlah Allah dan mintalah pertolongan kepada-Nya. Dia akan memberimu ketabahan dan kekuatan.”


Referensi:
  1. Hirak Har, Abu Dawud
  2. M. Ibrahim Khan, Kisah-kisah Teladan Rasulullah, Para Sahabat dan Orang-orang Saleh

JADWAL ULANGAN UMUM BERSAMA (UUB )SMP NEGERI 20 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

JADWAL ULANGAN UMUM BERSAMA (UUB)
KELAS VII & VIII SEMESTER GENAP
SMP NEGERI 20 MATARAM
TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013


Sabtu, 8 Juni 2013
- IPS
- Mulok

Senin, 10 Juni 2013
- Bhs. Indonesia
- PKn

Selasa, 11 Juni 2013
- Bhs. Inggris
- Pend. Agama

Rabu, 12 Juni 2013
- Matematika
- TIK

Kamis, 13 Juni 2013
- IPA
- Seni Budaya


* Selamat Bekerja - Sukses *

JANGAN MERASA TERLUKA DAN TERBUANG OLEH DUNIA


 Teman, apakah kamu pernah merasa hancur, pikiran kusut, bingung harus berbuat apa, hancur berkeping-keping menghadapi fakta yang pilu. Atau merasa “habis” karena apa yang kamu usahakan kandas di tengah jalan tanpa menyisakan hasil yang maksimal? Pergilah sudah segala asa yang pernah membumbung tinggi di angkasa. Berganti dengan keterpurukan yang tidak berkesudahan?

“Ya sudahlah….” Itulah mungkin pesan yang pernah kamu dengar. Tapi, apakah sedangkal itu kita akan menghadapi hidup ini? Hidup ini butuh keringat, kesungguhan, dan juga air mata. Butuh energi untuk berlari dan melesat lebih baik lagi. Bila kini kamu jatuh, maka sadarlah bahwa jatuhmu adalah awal untuk mendewasakan hidup. Bila kamu merasa ditinggalkan, ingatlah bahwa hidup ini belum seberapa dibandingkan ujian hidup yang sebenarnya. Kamu punya Allah yang lebih besar dari masalah-masalahmu.
Kamu tidak butuh pelarian, tidak pula butuh pelampiasan. Kamu hanya butuh kembali pada Allah. Menikmati setiap masa kebersamaan dengan-Nya dan kemudian merasa nyaman saat beribadah kepada-Nya. Usiamu yang cukup muda tidak akan menghalangi keinginan kamu untuk menjadi dewasa. Saat jatuh kamu tidak membutuhkan uluran tangan menuju kemaksiatan. Atas nama membalas dendam terhadap nasib yang menimpamu. Kamu juga tidak perlu memaki-maki siapa saja yang kamu anggap bertanggung jawab terhadap hidupmu. Kamu juga tidak perlu menganggap Allah tidak adil atasmu, karena telah mengambil orang-orang yang kamu sayang. Kamu hanya perlu lebih bersyukur atas nikmat yang kamu capai. Jangan sampai kamu larut dalam kesedihan yang menyengsarakan.

Muda Itu Tahan Cobaan

Hidup ini adalah pembuktian kata-kata. Kalau kamu saat ini sedih, terluka dan terbuang, maka itu adalah awal dari proses perbaikan. Berdirilah tegap menghadapi masalah yang menimpamu. Jangan pernah merasa sendiri dan ditinggalkan. Karena Allah tidak akan meninggalkan kamu sendirian. Hadapi dengan semangat hidup yang baik. Pelajari setiap pengalaman hidup yang kamu alami. Jadikanlah itu sebagai cara terbaik untuk bersikap positif. Karena jalan ini memang masih panjang. Usia kamu masih sangat muda, tak seharusnya mudah putus asa. Bijaksana dalam bersikap adalah sebuah pilihan yang baik. Daripada berpikiran pendek dan mendahulukan nafsu dan ego pribadi di berbagai kesempatan.

Lihatlah anak-anak muda di generasi terdahulu, seperti Musa muda yang sangat tabah dalam hidupnya. Kecil dihanyutkan di sungai dan akhirnya menjadi keluarga istana. Hingga akhirnya dia harus berdakwah dan berjuang demi membela agama-Nya. Lihatlah si kecil Muhammad saw yang dengan gigih mengobarkan semangat perjuangan untuk tegaknya Islam.
Gantilah kesedihanmu dengan kebahagiaan dari Rabb-mu. Dengan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang luar biasa. Rejeki yang tiada terkira. Jangan hanya menganggap rejeki cuma sebatas uang. Teman, sahabat, keluarga adalah rejeki yang tiada terkira besarnya. Syukurilah itu semua, maka kita akan menjadi remaja yang lebih bahagia dari sebelumnya. Jangan kecut, jangan ciut, darah muda harus bangkit dari kesedihan. Karena malam tidak akan selamanya malam. Pasti ada pagi dengan mentari yang bersinar terang.
******

Ustadz Burhan Sodiq
Hadila 58
(dengan sedikit perubahan)

RESEP PANJANG UMUR

Mataram tanggal dua puluh bulan mei 2013

Kepada Yth. Bapak-bapak/Ibu-ibu
Keluarga Besar SMPN 20 Mataram
Dengan hormat, setelah bertugas disekolah ini sebagai Guru Tetap selama 4 tahun, 10 bulan, 13 hari dan Guru Tidak Tetap selama 4 bulan, 14 hari.

Karena satu dan lain hal dengan sangat terpaksa saya telah mengundurkan diri sebagai Guru Tidak Tetap sejak tanggal 15 mei 2013

Sebagai manusia yang tidak luput dari kekhilafan, melalui selembar kertas ini saya "MOHON MAAF" atas ucapan dan tindakan yang tidak berkenan dan "TERIMA KASIH" segala kerjasamanya.

Saya tidak menghadiri acara pelepasan karena "TIDAK DIUNDANG" Apakah Bapak/Ibu sependapat /setuju alasan saya? Bagi saya tidak perlu yang penting "Tidak ada dusta diantara kita".

Akhirnya semoga Allah mengampunkan dosa-dosa kita, memudahkan penghidupan kita, memelihara kesehatan kita dan menerima amal-amal kita, Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Terakhir jika Bapak-bapak/Ibu-ibu ingin panjang umur, jangan pernah berhenti bernafas. Jadi, resep panjang umur adalah "JANGAN PERNAH BERHENTIO BERNAFAS"

Ayahanda
= ARIFIN MANNE = 

Senin, 06 Mei 2013

RAHASIA REZEKI


RAHASIA REZEKI

THE WINNOWING WINDS (ADZ-DZIKRIYAT)
“Sesungguhnya Allah dialah Maha Pemberi Rezeki yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.177  

THE WINNOWING WINDS (ADZ-DZIKRIYAT)
“Dan dilangit terdapat sebab-sebab rezekimu dan terdapat pula apa yang dijanjikan kepadamu.178

THE STAR (AN-NAJM)
“Dan bahwasanya dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan.179

REPENTANCE (AT-TAUBAH)
“Dan jka kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberi kekayaan kepadamu dari karunia-nya, jika dia menghendaki.180

SHEBA (SABA’)
“Katakanlah : “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah. “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-nya di antara hamba-hamba-nya dan menyempitkan (bagi siapa yang di kehendaki-nya). Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.182

THE TABLE (AL-MA’IDAH)
“Beri rezekilah kami, dan engkaulah pemberi rezeki yang paling utama.183

THE FAMILY OF ‘IMRAN (ALI-‘IMRAN)
“Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-nya tanpa perhitungan.184

HIDUP INI SINGKAT


HIDUP INI SINGKAT

Allah berfirman dalam surat Al-Mu’minuun ayat 112-114 yang berbunyi,
   
112. orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai karunia yang besar.
113. ayat mana saja[81] yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. tidakkah kamu mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?
114. Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong.
[81] Para mufassirin berlainan Pendapat tentang arti ayat, ada yang mengartikan ayat Al Quran, dan ada yang mengartikan mukjizat.

“Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari. Maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.” Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.” (Al-Mu’minuun [23] : 112-114)
Ayat di atas merupakan dialog antara Allah Subhanahuwa Ta’ala dengan orang-orang yang telah meninggalkan kehidupan dunia ini. Disitu digambarkan betapa singkatnya hidup di dunia, tidak lebih dari sehari atau setengah hari. Bahkan lebih singkat dari itu. Tidak peduli kita siap atau tidak, kehidupan ini akan berakhir dengan kematian. Ketika saatnya tiba, tidak seorang pun yang bisa menunda walaupun sesaat.
Allah berfirman dalam surat Al-Munafaiqun ayat 11 yang berbunyi

 “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila datang waktu kematiannya…”(Al-Munaafiqun[63]:11)
Kita pasti mati. Tetapi itu bukan akhir dari segalanya. Bahkan inilah awal dari kehidupan yang sesungguhnya, kehidupan yang abadi. Disana manusia tinggal menerima risiko dari apa yang dilakukannya selama hidup di dunia. Pada akhirnya hanya ada dua pilihan ekstrim, ditempatkan di surga dan merasakan hidup penuh kebahagiaan tanpa batas. Atau sebaliknya, ditempatkan di neraka dan menderita selamanya tanpa batas. Inilah risiko terberat bagi perjalanan hidup manusia. Tidak ada yang lebih berat dari itu.
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak ada sesuatu yang dialami anak Adam dari apa yang diciptakan Allah lebih berat daripada kematian. Baginya kematian lebih ringan daripada apa yang akan dialaminya sesudahnya.” (Riwayat Ahmad).
Selama di dunia kita mungkin mengalami berbagai kegagalan, tetapi itu hanya sementara. Kalau kita gagal meraih keuntungan hari ini, besok kita masih bisa meraihnya. Kalau kita tidak lulus ujian sekolah, kita bisa memperbaikinya dengan mengikuti ujian perbaikan. Kalau kita tidak naik pangkat tahun ini, tahun depan atau tahun depannya lagi kita bisa mendapatkannya, asalkan ajal belum datang menjemput kita. Tetapi begitu datang kematian, tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki catatan amal kita. Tidak mungkin kita kembali ke dunia walaupun kita sangat menginginkannya.
Sebagian manusia terlena oleh kehidupan dunia ini. Mereka menganggap bahwa hidup itu hanya di dunia ini saja dan kemudian mengisinya dengan sekedar bersenang-senang, makan minum, pesta-pesta, hiburan, musik, film, dan fashion. Menikmati hidup, kata mereka. Mereka tidak menyadari ada kehidupan sesudah mati. Mereka itulah yang akan merasakan penyesalan yang luar biasa ketika tiba saat kematian.
Allah berfirman dalam surat Al-Fajr ayat 24 yang berbunyi :

  “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan amal saleh untuk hidupku ini.” (Al-Fajr [89]: 24).
Begitulah ucapan orang-orang yang tidak menyangka bahwa mereka akan memasuki kehidupan yang abadi, kehidupan yang sebenarnya. Segala kesenangan yang mereka nikmati di dunia tidak ada artinya dibandingkan penderitaan yang akan mereka tanggung. Mereka akan mendapati kehidupan dari waktu ke waktu dengan segala penderitaan yang tidak akan pernah berakhir.

Butuh Bekal
Hidup ini singkat. Kalau kita mendapatkan kesenangan di dunia, itu adalah kesenangan yang sangat singkat. Kalau kita menderita, itupun sebenarnya penderitaan yang teramat singkat. Sekali lagi, hanya sehari atau setengah hari saja, atau lebih singkat lagi. Sama sekali tidak sebanding dengan yang akan kita alami sesudah kematian.
Hidup adalah sebuah perjalanan. Sebagaimana layaknya orang yang menempuh sebuah perjalanan, kita membutuhkan bekal. Jika perjalanan kita seminggu, maka paling sedikit kita menyiapkan bekal untuk keperluan selama minggu. Tas yang kita bawa berisi pakaian ganti yang harus cukup untuk seminggu. Uang saku di dompet kita juga harus cukup untuk kebutuhan seminggu. Jika kita bepergian selama sebulan tentu bekal dan persiapan kita harus lebih besar lagi.
Perjalanan hidup sesudah mati adalah perjalanan abadi, dan tanpa batas waktu. Bagi orang yang menyadari betapa panjangnya perjalanan itu, tentu akan jauh lebih serius mempersiapkannya. Seluruh waktu dan kesempatan hidup di dunia ini, kita manfaatkan sepenuhnya untuk mengumpulkan bekal menuju kehidupan yang abadi itu. Ia akan pertaruhkan seluruh hidupnya dan apa pun yang dia miliki untuk mendapatkan kehidupan yang baik sesudah kematiannya.
Dalam kehidupan dunia ini mungkin kita pernah kehabisan bekal. Jika demikian, tentu kita akan mengalami berbagai kesulitan dan kesusahan selama perjalanan. Meskipun begitu, kita masih bisa mencari bekal itu sepanjang perjalanan. Tetapi dalam perjalanan hidup sesudah mati, disana kita tidak mungkin lagi mengumpulkan bekal. Semua harus dicari di dunia ini. Semuanya harus siap sebelum datang kematian.
Apa yang harus dibawa dalam perjalanan itu? Tentu tidak semua yang kita miliki kita bawa. Kita harus pandai-pandai memilih yang bermanfaat. Segala sesuatu yang tidak berguna hanya akan memperberat perjalanan. Diantara yang kita bawa dalam perjalanan hidup, baik di dunia maupun di akhirat, ada yang tidak boleh tertinggal yaitu keimanan, ketakwaan, dan amal saleh kita. Itulah bekal terbaik kita.
Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 197 yang berbunyi :

 “…Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa…”
(Al-Baqarah [2]: 197)
Ada yang pasti kita tinggalkan ketika kita melanjutkan perjalanan menuju akhirat. Nabi SAW bersabda: “Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua kembali dan yang satu tinggal bersamanya. Yang pulang kembali adalah keluarga dan hartanya, sedangkan yang tinggal bersamanya adalaha amalnya,” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Hidits ini tentu saja tidak mengajarkan kita untuk membenci harta, sebab itu adalah bagian dari bekal untuk hidup di dunia. Juga tidak mengajak kita untuk mengabaikan keluarga dan sesama, sebab tidak mungkin kita hidup di dunia ini tanpa mereka. Secara fisik harta itu memang kita tinggalkan, tetani nilai amal saleh dari harta itu akan abadi bersama kita. Hal itu hanya bisa terjadi apabila harta itu kita belanjakan dijalan yang diridhai Allah. Demikian juga dengan keluarga dan saudara-saudara kita, jasad mereka memang tidak menyertai kita lagi, tetapi kebaikan yang kita tanamkan dalam interaksi kita di dunia tetap akan menyertai kita. Saudara-saudara seiman itu akan senantiasa mengirimkan doanya untuk kita. Anak-anak yang saleh juga akan senantiasa memberi kebaikan kepada kita. Ilmu yang kita ajarkan kepada sesama juga akan menjadi investasi yang memberi keuntungan yang tidak pernah putus. Semuanya akan menjadi amal saleh.
Hidup ini adalah perjalanan yang singkat. Setiap detik mengantarkan kita semakin dekat dengan batas akhir. Semoga waktu yang teramat singkat ini bisa kita manfaatkan sebaik-baiknya.