Teman, apakah kamu pernah merasa
hancur, pikiran kusut, bingung harus berbuat apa, hancur berkeping-keping
menghadapi fakta yang pilu. Atau merasa “habis” karena apa yang kamu usahakan
kandas di tengah jalan tanpa menyisakan hasil yang maksimal? Pergilah sudah
segala asa yang pernah membumbung tinggi di angkasa. Berganti dengan
keterpurukan yang tidak berkesudahan?
“Ya sudahlah….” Itulah mungkin pesan
yang pernah kamu dengar. Tapi, apakah sedangkal itu kita akan menghadapi hidup
ini? Hidup ini butuh keringat, kesungguhan, dan juga air mata. Butuh energi
untuk berlari dan melesat lebih baik lagi. Bila kini kamu jatuh, maka sadarlah
bahwa jatuhmu adalah awal untuk mendewasakan hidup. Bila kamu merasa
ditinggalkan, ingatlah bahwa hidup ini belum seberapa dibandingkan ujian hidup
yang sebenarnya. Kamu punya Allah yang lebih besar dari masalah-masalahmu.
Kamu tidak butuh pelarian, tidak
pula butuh pelampiasan. Kamu hanya butuh kembali pada Allah. Menikmati setiap
masa kebersamaan dengan-Nya dan kemudian merasa nyaman saat beribadah
kepada-Nya. Usiamu yang cukup muda tidak akan menghalangi keinginan kamu untuk
menjadi dewasa. Saat jatuh kamu tidak membutuhkan uluran tangan menuju
kemaksiatan. Atas nama membalas dendam terhadap nasib yang menimpamu. Kamu juga
tidak perlu memaki-maki siapa saja yang kamu anggap bertanggung jawab terhadap
hidupmu. Kamu juga tidak perlu menganggap Allah tidak adil atasmu, karena telah
mengambil orang-orang yang kamu sayang. Kamu hanya perlu lebih bersyukur atas
nikmat yang kamu capai. Jangan sampai kamu larut dalam kesedihan yang
menyengsarakan.
Muda Itu Tahan Cobaan
Hidup ini adalah pembuktian
kata-kata. Kalau kamu saat ini sedih, terluka dan terbuang, maka itu adalah
awal dari proses perbaikan. Berdirilah tegap menghadapi masalah yang menimpamu.
Jangan pernah merasa sendiri dan ditinggalkan. Karena Allah tidak akan
meninggalkan kamu sendirian. Hadapi dengan semangat hidup yang baik. Pelajari
setiap pengalaman hidup yang kamu alami. Jadikanlah itu sebagai cara terbaik
untuk bersikap positif. Karena jalan ini memang masih panjang. Usia kamu masih
sangat muda, tak seharusnya mudah putus asa. Bijaksana dalam bersikap adalah
sebuah pilihan yang baik. Daripada berpikiran pendek dan mendahulukan nafsu dan
ego pribadi di berbagai kesempatan.
Lihatlah anak-anak muda di generasi
terdahulu, seperti Musa muda yang sangat tabah dalam hidupnya. Kecil
dihanyutkan di sungai dan akhirnya menjadi keluarga istana. Hingga akhirnya dia
harus berdakwah dan berjuang demi membela agama-Nya. Lihatlah si kecil Muhammad
saw yang dengan gigih mengobarkan semangat perjuangan untuk tegaknya Islam.
Gantilah kesedihanmu dengan
kebahagiaan dari Rabb-mu. Dengan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang luar
biasa. Rejeki yang tiada terkira. Jangan hanya menganggap rejeki cuma sebatas
uang. Teman, sahabat, keluarga adalah rejeki yang tiada terkira besarnya.
Syukurilah itu semua, maka kita akan menjadi remaja yang lebih bahagia dari
sebelumnya. Jangan kecut, jangan ciut, darah muda harus bangkit dari kesedihan.
Karena malam tidak akan selamanya malam. Pasti ada pagi dengan mentari yang
bersinar terang.
******
Ustadz
Burhan Sodiq
Hadila
58
(dengan
sedikit perubahan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar